Rumah Adat Limasan Lambang Sari
Selanjutnya ada rumah adat Limasan Lambang Sari. Sesuai dengan namanya,rumah ini memiliki bentuk limas atau persegi panjang. Lambang Sari ini memiliki keunikan tersendiri, di mana konstruksi atapnya dibuat serupa balok penyambung.
Untuk tiang rumahnya ada sebanyak 16 buah dengan atap empat sisi. Apabila Anda memperhatikan, ada satu bubungan kuat yang menghubungkan keempat sisi atap tersebut. Lalu pondasinya berbentuk umpak dengan alas tiang dari batu, dan ada purus di tengah tiang bawah sebagai pengunci tiang bangunan.
Rumah Adat Joglo Situbondo
Selain kedua Joglo di atas, masih ada rumah Joglo Situbondo. Sebenarnya hanya penyebutannya saja yang berbeda. Secara umum ketentuan bangunan dan bentuknya hampir serupa. Joglo ini memiliki bentuk limas atau dara gepak. Material utamanya pun sama, yaitu kayu jati. Lalu yang menjadi keunikan dari rumah adat satu ini adalah kepercayaan Kejawen yang berakar pada sinkretisme jadi lambang rumah adat satu ini.
Dalam tata ruang Joglo Situbondo, menggambarkan keharmonisan antar sesama manusia dan dengan lingkungan. Bangunan dibagi menjadi beberapa area, seperti pendopo dan bagian inti rumah yang terdiri dari senthong tengen untuk dapur dan gudang, senthong kiwa untuk area kamar tidur, dan senthong tengah sebagai tempat menyimpan benda pusaka dan berharga lainnya.
Kemudian pondasi rumah, jumlah saka yang dipakai, bebatur rumah, juga ornamen atau hiasan yang menggambarkan kepribadian dari masyarakat sekitar. Saat hendak masuk ke rumah Joglo Situbondo, Anda akan melihat makara atau selur gulung.
Pintu dengan ukiran semacam itu menjadi penanda yang diyakini masyarakat bahwa hal-hal negatif tidak dapat masuk rumah dengan makara tersebut. Selain rumah Joglo Situbondo, masih ada rumah Joglo lain yang bisa ditemukan di Jawa Timur, seperti Joglo Hageng dan Joglo Pengrawit.
Selanjutnya ada rumah adat Osing yang bisa Anda temukan saat berkunjung ke Banyuwangi. Rumah ini memiliki beberapa jenis, yaitu Baresan, Crocogan, dan Tikel Balung. Ketiganya dibedakan berdasarkan rab atau jumlah bidang atapnya. Baresan memiliki 4 rab, lalu Crocogan memiliki 2 rab, dan Tikel Balung memiliki 4 rab.
Untuk pembagian ruangnya, ketiganya sama saja. Rumah akan dibagi menjadi empat area, yakni pembatas atau hek/baleh, teras atau ampet, ruang tengah atau jerumah, dan dapur atau pawon. Rumah Osing biasanya masih berlantai tanah, dengan atap genting dari gerabah.
Jenis-jenis Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat
Selain memiliki desain dan model rumah yang unik, rumah adat Lampung Nuwo Sesat juga memiliki beberapa jenis lho!
Berikut jenis-jenis rumah adat Nuwo Sesat diantaranya :
Jenis-jenis Rumah Adat Jawa Timur
Rumah adat Jawa Timur memang memiliki beberapa kesamaan dengan rumah adat Jawa Tengah. Meski begitu, keduanya tetap memiliki ciri khas dan nilai filosofis masing-masing. Di Jawa Timur, rumah adatnya juga tersebar di berbagai daerah. Berikut ini adalah beberapa jenis rumah adat yang bisa Anda temukan di Jawa Timur:
Rumah Adat Limas Trajumas Lawakan
Rumah adat Jawa Timur terakhir adalah Limas Trajumas Lawakan. Rumah ini hasil perkembangan dari model rumah Limasan Trajumas. Bedanya, pada Trajumas Lawakan terdapat emperan yang mengelilingi bangunan. Kemiringan dari emperan nya pun berbeda dengan atap pokoknya. Termasuk di bagian tengah yang diberi tiang, sehingga terbentuk dua rongrongan di bagian dalam.
Atap Limas Trajumas Lawakan memiliki empat sisi, di mana masing-masing tersusun oleh dua atap. Ditambah ada tiang yang difungsikan sebagai struktur utama sehingga bangunan lebih simetris.
Material bangunan yang dipakai adalah kayu yang memiliki serat sangat kuat dan bisa menerima gaya tekan maupun gaya tarik. Adapun jenis kayunya seperti glugu, nangka, kayu jati, sonokeling, dan kayu berserat lainnya.
Terdapat beberapa jenis rumah adat Lampung yang terkenal dan masih dilestarikan hingga saat ini. Masing-masing memiliki ciri khas dan fungsi yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis rumah adat Lampung:
Nuwo Sesat, yang juga dikenal sebagai Sesat Balai Agung, merupakan salah satu jenis rumah adat Lampung yang paling ikonik. Nama "Nuwo" berarti rumah, sedangkan "Sesat" berarti adat. Jadi, Nuwo Sesat dapat diartikan sebagai rumah adat atau balai adat.
Fungsi utama Nuwo Sesat adalah sebagai tempat pertemuan dan musyawarah para pemimpin adat atau penyimbang. Bangunan ini biasanya memiliki ukuran yang cukup besar dan terdiri dari beberapa ruangan dengan fungsi khusus, antara lain:
Nuwo Sesat memiliki arsitektur yang megah dengan atap berbentuk limas atau segitiga. Ornamen ukiran yang indah menghiasi berbagai bagian bangunan, mencerminkan kekayaan seni dan budaya masyarakat Lampung.
Lamban Pesagi adalah jenis rumah adat yang berasal dari masyarakat Lampung Barat. Nama "Lamban" berarti rumah, sedangkan "Pesagi" merujuk pada bentuk denah rumah yang persegi.
Ciri khas Lamban Pesagi antara lain:
Lamban Pesagi biasanya terdiri dari beberapa ruangan seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan ruang keluarga. Rumah ini menjadi simbol kekuatan dan kebersamaan dalam budaya Lampung Barat.
Rumah adat Sukadana berasal dari daerah Lampung Timur. Bentuknya mirip dengan Lamban Pesagi, namun memiliki beberapa perbedaan yang signifikan. Ciri khas rumah adat Sukadana antara lain:
Rumah adat Sukadana biasanya terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan ruang keluarga. Desainnya yang unik mencerminkan adaptasi masyarakat Lampung terhadap kondisi alam di wilayah mereka.
Nuwo Balak, yang berarti "rumah besar", adalah jenis rumah adat yang biasanya dimiliki oleh para pemimpin adat atau orang-orang terpandang dalam masyarakat Lampung. Bangunan ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan rumah-rumah lainnya dan sering digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat pertemuan.
Karakteristik Nuwo Balak antara lain:
Nuwo Balak biasanya memiliki beberapa ruangan seperti ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dan dapur. Rumah ini menjadi simbol status sosial dan kewibawaan pemiliknya dalam masyarakat Lampung.
Mahanyukan adalah jenis rumah adat yang berasal dari masyarakat Lampung Pesisir. Nama "Mahanyukan" berarti "mengalir", yang mencerminkan filosofi hidup masyarakat pesisir yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan.
Ciri khas rumah adat Mahanyukan antara lain:
Mahanyukan biasanya terdiri dari beberapa ruangan seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan ruang keluarga. Desainnya yang sederhana namun fungsional mencerminkan kearifan lokal masyarakat pesisir Lampung dalam beradaptasi dengan lingkungan mereka.
KOMPAS.com - Indonesia memiliki keragaman suku dengan banyak hasil budaya, salah satunya adalah rumah adat.
Setiap daerah di Indonesia memiliki bangunan rumah adat dengan nama yang berbeda-beda.
Baca juga: Rumah Betang, Rumah Adat Kalimantan: Ciri-ciri, Fungsi, dan Makna
Meski begitu, di beberapa daerah juga ditemukan bentuk rumah adat yang memiliki kesamaan karena kedekatan budaya yang ada di tempat tersebut.
Bagi masyarakat setempat, rumah adat bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, namun dalam perancangannya mengandung unsur budaya dengan nilai-nilai yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Baca juga: Suku Gayo di Aceh, Sejarah, Bahasa, dan Rumah Adat
Unsur-unsur budaya dalam sebuah rumah adat dapat melekat pada fungsi, arsitektur, ornamen, bahan, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Rumah Adat Bali: Bagian, Fungsi, dan Penjelasan Arsitektur Asta Kosala Kosali
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah daftar 38 nama rumah adat di Indonesia dari tiap provinsi.
1. Rumah adat Provinsi Aceh: Krong Bade
2. Rumah adat Provinsi Sumatera Utara: Bolon
3. Rumah adat Provinsi Sumatera Barat: Gadang
4. Rumah adat Provinsi Riau: Selaso Jatuh Kembar
5. Rumah adat Provinsi Kepulauan Riau: Belah Bubung
6. Rumah adat Provinsi Bengkulu: Bubungan Lima
7. Rumah adat Provinsi Jambi: Kajang Lako
8. Rumah adat Provinsi Lampung: Nuwou Sesat
9. Rumah adat Provinsi Sumatera Selatan: Rumah Limas
10. Rumah adat Provinsi Bangka Belitung: Rumah Rakit
11. Rumah adat Provinsi Banten: Sulah Nyanda
12. Rumah adat Provinsi DKI Jakarta: Rumah Kebaya
13. Rumah adat Provinsi Jawa Barat: Rumah Jolopong
14. Rumah adat Provinsi Jawa Tengah: Rumah Joglo
15. Rumah adat Provinsi DI Yogyakarta: Rumah Joglo
16. Rumah adat Provinsi Jawa Timur: Rumah Joglo
17. Rumah adat Provinsi Kalimantan Barat: Rumah Panjang
18. Rumah adat Provinsi Kalimantan Timur: Rumah Lamin
19. Rumah adat Provinsi Kalimantan Selatan: Rumah Bubungan Tinggi
20. Rumah adat Provinsi Kalimantan Tengah: Rumah Betang
21. Rumah adat Provinsi Kalimantan Utara: Rumah Baloy
22. Rumah adat Provinsi Gorontalo: Rumah Dulohupa
23. Rumah adat Provinsi Sulawesi Barat: Rumah Boyang
24. Rumah adat Provinsi Sulawesi Tengah: Rumah Souraja
25. Rumah adat Provinsi Sulawesi Utara: Rumah Walewangko
26. Rumah adat Provinsi Sulawesi Tenggara: Rumah Buton
27. Rumah adat Provinsi Sulawesi Selatan: Tongkonan
28. Rumah adat Provinsi Bali: Gapura Candi Bentar
29. Rumah adat Provinsi Nusa Tenggara Timur: Rumah Musalaki
30. Rumah adat Provinsi Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka
31. Rumah adat Provinsi Maluku: Baileo
32. Rumah adat Provinsi Maluku Utara: Rumah Sasadu
33. Rumah adat Provinsi Papua: Rumah Kariwari
34. Rumah adat Provinsi Papua Barat: Mod Aki Aksa
35. Rumah adat Provinsi Papua Pegunungan Tengah: Rumah Honai
36. Rumah adat Provinsi Papua Selatan: Rumah Jew
37. Rumah adat Provinsi Provinsi Papua Tengah: Rumah Karapao
38. Rumah adat Provinsi Provinsi Papua Barat Daya: Kambik
Sumber: repositori.kemdikbud.go.id petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id gramedia.com repository.uksw.edu regional.kompas.com
Mengenal Rumah Adat Lampung Beserta Keunikan, Gambar, dan Penjelasannya Singkat – Tidak dapat dipungkiri kalau Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keragaman budayanya.
Hal ini tercermin dari keberagaman suku dan budaya di tanah air, Indonesia memiliki setidaknya 300 kelompok etnis dan 1.340 suku.
Keragaman budaya yang berbeda membuat tiap daerah di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing. Keragaman ini berupa suku, budaya, makanan tradisional, hingga rumah adat.
Salah satu provinsi Indonesia dengan budaya yang khas adalah Provinsi Lampung yang letaknya di ujung selatan pulau Sumatra.
Kebudayaan Lampung merupakan perpaduan dari kebudayaan Arab, India, dan Cina. Perpaduan budaya ini tidak terlepas dari pengaruh Lampung yang merupakan jalur perdagangan dunia, sehingga banyak pedagang asing yang singgah dan sering meninggalkan budaya dan tradisi.
Rumah adat merupakan warisan budaya yang perlu untuk kita jaga dan lestarikan bersama agar diketahui generus bangsa.
Bangunan tradisional ini mencerminkan tradisi masyarakat di suatu daerah, dan sebagai identitas suku bangsa.
Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adat yang merepresentasikan identitas suku masing-masing.
Salah satu rumah adat yang banyak menarik perhatian yakni rumah adat Lampung. Rumah adat lampung dikenal sebagai Nuwo Sesat.
Nuwo Sesat bermakna rumah adat, hingga saat ini rumah adat ini tetap menjadi kebanggan masyarakat lampung dan dilestarikan hingga kini.
Jika berkunjung ke Lampung kamu dapat mudah menemukan rumah adat Nuwo Sesat, namun bukan rumah untuk ditinggali saat ini rumah adat satu ini dialihfungsikan oleh masyarakat Lampung dan digunakan sebagai tempat berkumpul maupun tempat untuk bermusyawarah.
Dahulu, rumah adat lampung berfungsi sebagai tempat pertemuan masyarakat adat, seperti purvatin, atau perimbangan adat.
Bentuknya sendiri menyerupai rumah panggung dan terbuat dari kayu dan dengan anyaman ilalang pada bagian atap.
Namun kini, penggunaan atap ilalang sudah diganti dengan genteng agar bisa melindungi rumah adat atap secara optimal.
Nama-nama Rumah Adat Riau beserta Keunikan, Sejarah Singkat, dan Gambarnya Lengkap
Memiliki beberapa bagian
Rumah adat Nuwo Sesat memiliki beberapa bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Seperti pusiban, serambi, ruang tetabuhan, ruang gajah merem, ijen gladak, dan tebik tengah.
Pusiban digunakan sebagai tempat musyawarah, serambi digunakan untuk mengadakan pertemuan kecil, tetabuhan menyimpan alat, ruang gajah merem sebagai tempat istirahat, ijen gladak untuk tangga masuk dengan atap, serta tebik tengah yang digunakan untuk tempat tidur anak.
Rumah Joglo Jompongan dan Joglo Sinom
Rumah adat pertama yang sudah populer adalah rumah Joglo. Tak hanya di Jawa Tengah saja, ternyata Jawa Timur juga memiliki rumah adat ini. Joglo di Jawa Timur ada beberapa macam, yang paling terkenal adalah rumah Joglo Jompongan dan Sinom.
Desain di setiap rumah memiliki keunikan masing-masing. Bangunan dengan bentuk limas ini dibangun dengan bahan dasar kayu jati. Di dalam rumah tersebut, ruang-ruang dibagi sesuai fungsinya. Rata-rata setiap rumah Joglo memiliki area khusus, seperti senthong, yang dibagi menjadi senthong kiwa, senthong tengen, dan senthong tengah.
Dalam pembangunannya juga dibuat saka guru atau tiang penyangga dan juga bebatur, yang dibuat dengan posisi tanah lebih tinggi dari sekitarnya. Bebatur ini menjadi cermin dari keharmonisan alam dan manusia, juga antara manusia satu dengan manusia lainnya. Lalu untuk pondasi rumah Joglo lebih berkaitan erat dengan kepercayaan kejawen yang masih dianut masyarakat.
Bagi masyarakat, Joglo Jompongan lebih dikenal sebagai dasar dari rumah adat Joglo. Bentuknya lebih mengarah ke bujur sangkar, dan memiliki pengerat di dua bagian. Semantara untuk Joglo Sinom, sudah lebih berkembang lagi.
Rumah ini dibangun dengan konsep teras yang mengeliling, kemudian setiap sisinya dibuat bertingkat lebih tinggi. Joglo Sinom juga memiliki ketentuan jumlah penyangga, yaitu 36 pilar, di mana 4 di antaranya dijadikan sebagai pilar utama atau saka guru.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
Memiliki beberapa jenis
Rumah adat Nuwo Sesat juga memiliki beberapa jenis yang masing-masing berbeda.
Rumah adat Lampung Nuwo Sesat ini dibedakan sesuai fungsinya masing-masing. Terdapat beberapa jenis Nuwow Sesat yakni Balai Agung, Nuwo Balak, dan Nuwow Lunik.
Mengenal Rumah Adat Sulawesi Utara dari Bentuk, Keunikan, Gambar, dan Penjelasannya