Foto Jepang Menjajah Indonesia

Foto Jepang Menjajah Indonesia

Propaganda anti-barat

Jepang memanfaatkan sentimen anti-kolonial yang sudah ada di Indonesia. Mereka mempromosikan diri sebagai "saudara" yang datang untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda

Akan tetapi, pada kenyataannya Jepang hanya menggantikan posisi Belanda sebagai penjajah di Indonesia. Pada 1944, Jepang mulai kewalahan menghadapi sekutu di Hindia Belanda. Kondisi mereka kian terdesak setelah muncul pemberontakan dari penduduk lokal Indonesia.

Jepang pun makin tak berdaya setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom di Hiroshima pada 6 Agustus dan Nagasaki pada 9 Agustus, hingga mereka akhirnya menyerah ke Sekutu.

Demikianlah alasan mengenai mengapa Jepang menjajah Indonesia. Penjajahan Jepang atas Indonesia memang didorong oleh kombinasi faktor ekonomi, strategis, dan ideologis.

Meskipun relatif singkat dibandingkan dengan penjajahan Belanda, periode ini memiliki dampak yang signifikan pada sejarah Indonesia, termasuk mempercepat proses menuju kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

KOMPAS.COM - Sebelum Restorasi Meiji, Jepang adalah negara miskin yang terus-menerus menyerap budaya China pada abad ke-18.

Jepang kemudian mengadopsi budaya China dan semua yang memiliki pengaruh besar terhadap peradaban mereka sejak abad ke-5.

Kemudian, sepanjang abad ke-19, Jepang berusaha memulihkan diri dengan meniru praktik-praktik Barat hampir di semua bidang, termasuk pemerintahan, ekonomi, sekolah, dan militer.

Jepang memulai pengambilalihan Asia Tenggara pada Desember 1941 setelah negosiasi untuk mengamankan pasokan bahan bakar pesawat gagal pada Juni 1941.

Pada saat yang sama, sebuah kelompok di Sumatera mendapat bantuan dari Jepang dalam pemberontakan melawan Belanda.

Perlahan tapi pasti, Jepang kemudian berhasil merebut daerah-daerah lain di Indonesia hingga akhirnya membuat Belanda menyerah tanpa syarat pada 8 Maret 1942.

Indonesia pun jatuh ke dalam pendudukan Jepang yang berlangsung selama sekitar 3,5 tahun hingga 17 Agustus 1945.

Lantas, apa latar belakang dan tujuan Jepang menduduki Indonesia?

Baca juga: Mengapa Belanda Datang Terlambat ke Indonesia?

Tujuan Jepang Menjajah Indonesia

Setidaknya, ada tiga tujuan utama mengapa Jepang menjajah Indonesia, yakni:

Spanyol (1521-1529)

Masa penjajahan Spanyol berlangsung cukup singkat, sekitar 1521-1529 di tengah penguasaan Nusantara oleh Portugis. Kala itu, Spanyol juga menginjakkan kaki di Maluku dan bersekutu dengan Kerajaan Tidore.

Kedatangan Spanyol rupanya mengusik Portugis karena mengancam penguasaan bisnis di Indonesia. Padahal, mereka punya wilayah jajahan dan sekutu yang berbeda.

Akhirnya, perlawanan antara kedua penjajah pun terjadi. Mereka akhirnya berdamai melalui Perjanjian Saragosa pada 1529. Menurut perjanjian tersebut, Spanyol harus meninggalkan Maluku dan boleh mengambil kekuasaan ke utara Indonesia, yaitu Filipina.

Sementara Portugis tetap berada di Maluku. Akhirnya, negara yang pernah menjajah Indonesia itu pun harus angkat kaki dari Nusantara.

Alasan Jepang menjajah Indonesia

Berikut alasan utama mengapa Jepang menjajah Indonesia, seperti dihimpun dari berbagai sumber.

Indonesia kaya akan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan Jepang untuk mendukung upaya perangnya. Minyak bumi, karet, dan bahan baku lainnya menjadi incaran utama.

Jepang, yang kekurangan sumber daya alam, melihat Indonesia sebagai "tambang emas" untuk memenuhi kebutuhan logistiknya. Tak hanya itu, Jepang juga berusaha memobilisasi penduduk Indonesia untuk membantu mereka dalam Perang Dunia II.

Kebutuhan tenaga kerja

Jepang sangat membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar untuk mendukung upaya perangnya. Indonesia dengan populasi yang besar, dilihat sebagai sumber tenaga kerja yang potensial, baik untuk proyek-proyek di Indonesia sendiri maupun untuk dikirim ke luar negeri.

Oleh karena itu selama menjajah Indonesia, Jepang menerapkan sistem kerja paksa atau yang dikenal romusa terhadap rakyat.

Latar belakang Jepang memasuki Indonesia

Setelah Fumimaro Konoe mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo mengambil alih kepemimpinan Jepang.

Para pejabat militer Jepang ragu-ragu untuk terlibat dalam perang multi-barisan sampai paruh kedua 1940.

Namun, mulai pertengahan 1941, mereka menyadari bahwa mereka perlu menghadapi Ameika Serikat (AS), Inggris, dan Belanda secara bersamaan jika ingin menguasai sumber daya alam Asia Tenggara.

Hal ini terutama terjadi setelah embargo AS terhadap minyak bumi yang sangat dibutuhkan oleh industri dan upaya perang Jepang.

Inilah yang menjadi latar belakang Jepang memasuki kawasan Asia Tenggara, tidak terkecuali Indonesia.

Setelah memasuki kawasan Asia Tenggara, Jepang kemudian juga berupaya merebut kendali atas negara-negara jajahan Barat.

Salah satu tujuan imperialisme Jepang adalah Indonesia yang kala itu berada di bawah jajahan Belanda.

Jepang mulai menjajah Indonesia pada 1942, setelah Belanda menyerah tanpa syarat. Kondisi ini mengharuskan pihak Belanda menyerahkan seluruh wilayah Indonesia atau yang dulu disebut Hindia Belanda kepada Jepang.

Momen Jepang menjajah Indonesia bertepatan dengan masa Perang Dunia II. Perang ini melibatkan dua aliansi besar, yaitu Blok Axis atau Poros yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang, serta Blok Sekutu yang mencakup Uni Soviet, Inggris, Perancis, Tiongkok, Belanda, Polandia, dan banyak negara lainnya.

Dalam hal ini, Belanda dan Jepang berada pada dua aliansi yang berbeda. Perang Dunia II ini yang juga menjadi salah satu pemicu terjadinya pendudukan Jepang yang terjadi selama 3,5 tahun di wilayah Hindia Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sebenarnya apa alasan Jepang datang ke Indonesia? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari arsip detikEdu.

Ekspansi kekaisaran

Penjajahan Indonesia sejalan dengan ideologi ekspansionis Jepang yang dikenal sebagai "Kawasan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya." Jepang memang bermaksud menciptakan blok negara-negara Asia di bawah kepemimpinannya untuk melawan dominasi Barat.

Prancis (1806-1811)

Prancis menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia ketika VOC Belanda mengalami krisis. Hal ini membuat Prancis sempat menguasai Nusantara.

Raja Prancis Louis Napoleon pun menunjuk Marsekal Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1808.

Masa kepemimpinan Daendels sangat kejam sampai mendapat berbagai kecaman. Salah satunya membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan. Akhirnya, ia digantikan oleh Jan Williem Janssens.

Namun, masa penjajahan Prancis tidak lama. Sebab, para penjajah dari Inggris berhasil mengalahkan Prancis pada 1811. Prancis pun harus menyerahkan kekuasaan di Batavia kepada Inggris.

Portugis (1509-1595)

Portugis merupakan negara yang pertama kali menjajah Indonesia pada 1509-1595. Mulanya, Portugis memang sudah mempunyai jaringan perdagangan yang besar di Malaka.

Namun, Alfonso de Albuquerque mengirim ekspedisi yang dipimpin Antonio de Abreu untuk mencari daerah kaya rempah-rempah di Nusantara. Mereka pun menemukannya di Maluku.

Portugis kemudian meminta izin dan membangun kerja sama dengan kerajaan-kerajaan di Maluku, salah satunya Kerajaan Ternate.

Mereka pun diterima dan punya hubungan baik sampai akhirnya retak karena Portugis justru melanggar kesepakatan dan menerapkan sistem monopoli perdagangan yang tidak sehat.

Rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah pun melakukan perlawanan dan berhasil menaklukkan Portugis pada 1584.

Para penjajah dari Belanda yang tiba-tiba datang ke Nusantara memanfaatkan situasi perlawanan ini dan turut mengalahkan Portugis, sehingga mereka angkat kaki dari Indonesia.

Belanda (1602-1942)

Negara yang pernah menjajah Indonesia selanjutnya adalah Belanda. Bahkan, penjajahan dilakukan selama 350 tahun dan menjadi penjajahan terlama di Indonesia.

Alasan utama penjajahan Belanda adalah untuk menguasai wilayah penghasil rempah-rempah. Belanda pun mengalahkan Portugis dan membangun bisnis di dalam negeri melalui perusahaan dagang mereka, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1602.

Belanda tidak hanya memanfaatkan Indonesia dengan menguasai sumber daya alam, namun juga sumber daya manusia untuk berperang. Salah satu kebijakan Belanda yang sangat membuat rakyat Indonesia menderita adalah cultuurstelsel atau sistem tanam paksa.

Kebijakan ini berisi aturan penguasaan tanah, pekerja, hingga hasil panen rakyat untuk Belanda. Tak heran, banyak bentuk perlawanan dari rakyat kepada para penjajah Belanda, namun kerap gagal.

Bahkan, dominasi Belanda di Indonesia bisa mengalahkan penjajah lain yang juga sempat datang ke Nusantara. Masa penjajahan Belanda baru berakhir setelah kalah dari Jepang dalam rangkaian Perang Dunia II. Jepang pun mengambil alih kekuasaan di Indonesia.

Negara yang pernah menjajah Indonesia lainnya, lanjut halaman dua...