Apa itu gacor kerap dipertanyakan pada jagad media sosial hingga kalangan milenial. Cari tahu selengkapnya di sini! Penggunaan bahasa dan istilah gaul baru kerap ditemukan di masyarakat, sehingga banyak menimbulkan pertanyaan akan maknanya ketika bahasa tersebut mulai populer digunakan.
Salah satu kata gaul yang banyak disebut belakangan ini adalah gacor. Sebenarnya, apa itu gacor dan dalam konteks apa kata tersebut digunakan? Makna gacor wajib diketahui nih agar kamu tidak bingung ketika ada yang menyebutkannya, apalagi jika kamu suka bermain game atau berprofesi sebagai pengemudi ojek daring. Langsung saja, simak pembahasannya bersama-sama di bawah ini!
Berbagai pengertian Gacor berdasarkan konteks kalimat di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengenal Apa Itu Gacor yang Sebenarnya
Pengertiannya akan berbeda-beda lantaran tergantung pada konteks penggunaannya. Namun secara umum, makna sebenarnya adalah pujian untuk seseorang karena telah melakukan sesuatu yang hebat. Gacor dalam hal ini adalah hebat, keren, atau mantap yang biasa digunakan pada istilah olahraga atau saat bermain game. Kata ini bisa digunakan saat pemain bola tampil mengesankan dan terus mencetak gol sebanyak-banyaknya. Kamu bisa mengetahui contoh kalimat berikut, “Cristiano Ronaldo tampil gacor dan cetak hattrick saat melawan Real Madrid.” Dalam bahasa gaul juga menandakan pujian untuk seseorang yang melakukan hal hebat.
2. Menurut Pengemudi Taksi dan Ojek Online
Sementara itu, gacor juga kerap menjadi salah satu kosakata yang umum bagi pengemudi ojek maupun taksi online. Di kalangan pengemudi online, gacor merupakan sebuah akronim yang bermakna “gampang cari orderan”. Konteks ini sering digunakan saat seorang pengemudi online kebanjiran order dan mudah mencari pelanggan, bahkan penawaran terus datang silih berganti.
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Tak hanya dalam bahasa gaul saja, istilah gacor ternyata juga terdapat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Namun ternyata maknanya jauh berbeda dari bahasa gaul. Menurut KBBI, gacor artinya berkicau di setiap tempat dan waktu. Tentunya di sini lebih umum dipakai oleh pencinta burung.
Selain gacor, sebenarnya ada beberapa istilah lain yang sering digunakan di komunitas ojek online. Misalnya gagu atau anyep, yang merupakan lawan kata dari gacor untuk menjelaskan kondisi sepi orderan. Kemudian ada juga istilah tupo, atau kependekan dari tutup poin. Ungkapan in untuk menunjukkan bahwa target poin harian yang diberikan sudah dipenuhi, dan bisa mendapatkan bonus jika mau mengambil pesanan lagi di hari tersebut.
Vermuk, pernahkah Anda mendengarnya? Ungkapan ini biasa digunakan oleh pengemudi baru yang belum melakukan verifikasi wajah. Vermuk sendiri kependekan dari verifikasi muka, yang diperlukan untuk verifikasi akun pengemudi yang akan didaftarkan.
Terakhir dalam daftar ini, dan tentu masih banyak istilah lain, adalah posdim, yang merupakan singkatan dari posisi di mana. Ungkapan ini biasa digunakan antar driver untuk menanyakan tempat nongkrong, atau kepada pengguna untuk menanyakan posisi tepatnya.
Jika dilihat dari beberapa versi dan keadaan di lapangan secara langsung, gacor oleh komunitas pekerja ojek online dijadikan ungkapan untuk seorang yang mendapatkan orderan lancar seharian penuh. Jadi setelah menyelesaikan satu order, kemudian lekas mendapat order lain, demikian seterusnya.
Tentu saja hal ini sangat menguntungkan pengemudi ojek online, karena secara langsung poinnya akan terus bertambah, serta kemungkinan mendapatkan tip dari pelanggannya juga meningkat. Maka dari itu, istilah ini sering disebutkan dengan nada gembira dan penuh kebahagiaan.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang apa itu gacor dalam berbagai konteks, khususnya dalam bahasa gaul. Istilah gacor sebenarnya digunakan pada banyak komunitas lain, salah satu komunitas yang juga menggunakannya adalah komunitas pecinta burung kicau. Namun tentu, terdapat perbedaan arti dalam penggunaannya, meski kata yang digunakan serupa.
Istilah sold out adalah kata serapan dari bahasa Inggris yang dewasa ini banyak dipakai masyarakat. Sold out bahkan digunakan dalam kehidupan sehari-hari di berbagai kalangan.
Dikutip dari situs Oxford Learner's Dictionaries, sold out bisa berarti tiket yang sudah terjual habis dan tidak lagi tersedia. Arti ini merujuk pada penggunaan kata sold out terkait penjualan tiket konser, pertandingan, dan pertunjukan lainnya.
Arti sold out lainnya adalah barang yang tidak lagi tersedia di toko, ritel offline, atau online. Persediaan barang yang diinginkan tidak lagi ada karena berbagai sebab, sehingga konsumen tidak bisa memenuhi keinginannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dari sumber tersebut, arti sold out juga bisa dilihat di situs Cambridge Dictionary. Sold out atau sell out merujuk pada akomodasi, misal penginapan atau faktor lain terkait kebutuhan manusia.
Akomodasi yang diperlukan sudah habis atau tidak lagi tersedia, hingga penyedia memasang status sold out. Istilah sold out lebih sering digunakan platform e-commerce, sedangkan penjual offline kerap menggunakan kata habis.
Dengan maraknya penggunaan istilah sold out, tak heran jika generasi sekarang sering menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Kata digunakan untuk menjelaskan ketiadaan barang yang diinginkan.
Nah, gimana nih sobat Detikers? Semoga artikel ini bisa membantu kalian yang sedang kebingungan dengan arti kata sold out, ya.
Sudah pada taukan, kalo warganet gemar kali menyentil tingkah laku aparat yang tidak sesuai prosedur. Apalagi kalo sampai viral, terus tinggal nunggu press release resminya deh, dari instansi terkait. Bahwa ada oknum anak buahnya yang telah melakukan tindakan, bla bla bla, kemudian minta maaf.
Nah, sebenarnya arti kata oknum itu apa sih?
Ngomong-ngomong di bulan Desember 2021 ini sudah ada beberapa oknum aparat negara kita yang melakukan kesalahan kemudian viral ya, ada yang punya datanya gak pren?
Saking seringnya dibahas di twitter terkait ulah aparat yang nakal, para warganet jadi sebel mendengar kata oknum. Sebel aja lihat perlakuan khusus bila ada aparat yang melakukan kesalahan. Dengan halus pelakunya disebut sebagai oknum, sedangkan jika masyarakat biasa yang melakukan kesalahan namanya langsung dipublish di media. Hal inilah yang akhirnya menjadi kegeraman warganet terhadap kata ‘oknum.’
Jika merujuk kepada KBBI, kata oknum memiliki tiga makna.
BACA JUGA: KETIKA HUKUM TUMPUL KEATAS DAN TAJAM KEBAWAH
Pertama, penyebut diri Tuhan dalam agama Katolik; pribadi: kesatuan antara Bapak, Anak, dan Roh Kudus sebagai tiga — keesaan Tuhan.
Kedua, orang seorang; perseorangan.
Ketiga, orang atau anasir (dengan arti yang kurang baik): — yang bertindak sewenang-wenang itu sudah ditahan.
Nah, ternyata ada dua arti bahwa oknum itu tidak selamanya bersifat negatif pren. Cuma karena kata oknum itu sering disematkan kepada tindakan aparat yang melakukan suatu kesalahan, maka belakangan ini citra kata oknum itu menjadi negatif di tengah masyarakat. Duh, kasian banget gak sih, kata ‘oknum,’ selalu dicap negatif oleh masyarakat.
Kalo pandangan saya pribadi, melihat fakta ada arti sifat yang mulia dalam kata oknum, bagaimana kalo kedepan ketika ada aparat yang melakukan suatu tindakan, baik itu tindakan yang menyimpang dari profesi atau tindakan kejahatan tidak lagi disebut sebagai oknum.
Sudah seharusnya kita mengembalikan citra kata oknum yang baik di tengah masyarakat. Soalnya tiga dari dua arti kata oknum itu baik semua loh. Dan hanya satu arti saja yang sifatnya negatif. Masa iya, dua kalah sama satu sih.
Contohnya nih ya, jika ada aparat yang melakukan tindakan pidana. Kita bisa merujuk kepada ketentuan aturan hukum pidana yang ada, yaitu melalui Kitab Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Kata pertama yang dapat dijadikan pengganti jika ada aparat melakukan tindakan kejahatan dan sudah ditangani oleh pihak yang berwajib, kata ‘terlapor’ bisa disematkan sebelum nama pelakunya itu. Terlapor disini memiliki arti orang yang sedang dilaporkan atas dugaan melakukan suatu tindakan pidana, tapi di sini tentang tindak pidana tersebut belum dinyatakan keterbuktiannya.
Selain kata terlapor, bisa juga menggunakan kata ‘tersangka.’ Nah, jika kalian liat dalam Pasal 1 angka 14 KUHAP, arti kata tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
BACA JUGA: DOA BERLINDUNG DARI OKNUM POLISI SUKA MEMERIKSA HP SEMBARANGAN
Pembedanya dengan terlapor, status tersangka ini lebih tinggi dari terlapor. Ketika sudah disematkan status tersangka artinya sudah ditemukan bukti permulaan bahwa orang itu melakukan tindak pidana.
Jadi besuk kalo ada berita lagi soal aparat yang sudah ditetapkan tersangka, sejatinya gak usah ditambahi kata oknum. Selain pemborosan kata, ternyata berdampak negatif juga terhadap arti kata oknum itu sendiri.
Kalo naik tingkat, kita bisa menggunakan kata ‘terdakwa.’ Maknanya adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan. Dasarnya yaitu, Pasal 1 angka 15 KUHAP. Jadi kata terdakwa itu berarti orang tersebut sudah menjalani masa persidangan yap ren.
Terus, gimana kalo sudah menjalani masa persidangan mau ditulis “Terdakwa Oknum Aparat ….” Ya, jelas ini pemborosan juga dong. Saran saya cukup ditulis terdakwa, setelah itu inisial nama aja sudah cukup banget dan jelas kok.
Baru apabila dalam proses sidang terbukti akan tindakan kejahatannya itu dan majelis hakim sudah memutus perkaranya, maka kata terpidana layak disematkan kepada aparat itu atas kesalahannya.
Arti kata ‘terpidana’ sendiri adalah seorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Kalo sudah final statusnya terpidana dan ketika diberitakan di media masih saja menggunakan kata oknum, bagi saya iki wes kebangetan banget loh pren.
Bagi kalian yang sering bermain Facebook mungkin sudah tidak asing lagi dengan emoticon “:3”, emot ini biasa digunakan ketika ada hal yang cenderung aneh dan memalukan. Tidak hanya Facebook, kebanyakan orang sudah terbiasa dan tetap menggunakan emot ini walau tidak muncul gambar/ emoticonnya, tapi apa sih arti sebenarnya dari emoticon “:3” tersebut? Apakah benar untuk menggambarkan hal yang aneh dan memalukan?
Pada Urban Dictionary, symbol “:3” dimaksudkan untuk mewakili wajah kucing yang dibuat oleh karakter anime ketika mereka mengatakan sesuatu yang pintar, sarkastik, atau mengomentari sesuatu yang lucu. Nah, bagi penggemar anime/ kartun jepang pasti sudah tidak asing lagi dengan mimik wajah seperti itu. Walaupun emot tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang aneh/ memalukan seperti kalimat “Aku jones :3” dan lain sebagainya, tapi arti sebenarnya dari emoticon tersebut adalah menggambarkan hal-hal yang bersifat menyindir/ mengomentari hal-hal yang bersifat lucu, misalnya “Bukankah itu lucu? :3”. Kebanyakan orang tidak memakai emot tersebut untuk hal-hal yang lucu karena sudah ada emoticon “:v” yang dianggap lebih mewakili, emot “:3” dianggap lebih pantas untuk mewakili hal yang cenderung aneh dan memalukan.
Baca juga Arti Emot :v